Sabtu, 26 Oktober 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » » » » » » » » » » Khutbah Hari Raya Idul Fitri 1434 H 2013 M I Contoh Khutbah Shalat Ied 2013

Khutbah Hari Raya Idul Fitri 1434 H 2013 M I Contoh Khutbah Shalat Ied 2013

Contoh Khutbah Hari Raya Idul Fitri 1434 H / 2013 M. Salah satu moment terbesar umat islam di segala penjuru dunia yaitu merayakan Hari Idul Fitri atau Hari Raya Idul Fitri, yang merupakan hari yang fitrah, karena dihari tersebut kita saling maaf-maafan segala dosa dan kesalahan satu sama lainnya.

Hari Raya Idul Fitri dirayakan setelah kita sebulan full menjalankan ibadah puasa dibulan suci ramadhan. Sebelum saling maaf dan
memaafkan, terlebih dahulu kita melaksanakan Sholat Ied atau Shalat Idul Fitri, dan kemudian Khutbah Idul Fitri 2013 .

Nah.... sehubungan dengan khutbah idul fitri, pada kesempatan yang baik ini SoogLo Media akan berbagi Contoh Khutbah Hari Raya Idul Fitri 2013

Khutbah Shalat Idul Fitri mungkin tidak jauh berbeda dengan Khutbah Shalat Jumat. Untuk lebih lengkapnya, silakan langsung saja Anda simak Contoh Khutbah Idul Fitri 2013 yang bertemakan "Kembali Ke Fitrah – Titik Tolak Menuju Masyarakat Madani".

Khutbah Hari Raya Idul Fitri 1434 H / 2013 M


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر (9مرات) لا إله إلا الله والله
أكبر ، الله أكبر ولله الحمد ، . الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين
الحق ليظهره على الدين كله ، أشهد أنى إله إلا الله وحده لا شريك له ،
وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، أدى الأمانة وبلغ الرسالة ، ونصح الأمة ،
وجاهد في الله حق جهاده ، وتركنا على المحجو البيضاء ، ليها كنهارها لا
يزيغ عنها إلا هالك ، اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين وبعد ، فيا
أيها المسلمون، أصيكم وإياي بتقوى الله وطاعته في كل وقت لعلكم تفلحون. قال
تعالى : { يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون}. آل عمران 102.


 Dari Ramadhan Menuju Titik Fitrah

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd…
Saudaraku Kaum Muslimin rahimakumullah…

Tidak ada perpisahan yang lebih mengharukan dari pada perpisahan dengan Ramadhan. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Di dalamnya kita semua dihantarkan secara perlahan menuju titik fitrah. Titik penciptaan kita yang bersih dan suci. Kata fitrah di ambil dari kata fathara yafthuru artinya menciptakan.

Allah Sang Pencipta tidak pernah bermaksud buruk ketika pertama kali menciptakan manusia. Karena itu tidak mungkin manusia mencapai kesempurnaan dirinya tanpa kembali ke titik asal diciptakannya. Itulah titik di mana manusia benar-benar menjadi manusia. Bukan manusia yang penuh lumuran dosa dan kekejaman. Bukan manusia yang dipenuhi gelimang kemaksiatan dan kedzaliman.

Allah swt. menurunkan Al Qur’an untuk menjadi pedoman agar manusia tetap komitmen dengan kemanusiaannya. Yaitu manusia yang saling mencintai karena Allah, saling memperbaiki menuju keimanan sejati, saling tolong menolong menuju peradaban yang kokoh, saling membantu dalam kebaikan bukan saling membantu dalam dosa dan kemungkaran. Allah mengutus nabi-nabi sepanjang sejarah sebagai contoh terbaik bagaimana menjalankan kewajiban kepadaNya. Tidak ada keselamatan kecuali ikut jejak para Nabi. Dan tidak ada keberkahan kecuali bersungguh-sungguh menjalankan ibadah seperti yang para Nabi ajarkan. Itulah tuntunan fitrah. Bahwa setiap manusia tidak akan bisa kembali ke titik fitrahnya tanpa mengikuti ajaran yang disampaikan para Nabi.

Nabi Allah yang terakhir adalah Nabi Muhammad saw. Dialah penutup nabi-nabi dan rasul-rasul (khaatamun nabiyyiin). Dengan demikian semua tuntunan yang dibawanya pasti seirama dengan fitrah manusia. Maka dengan ikut Nabi Muhammad secara utuh kita akan menjadi manusia yang kembali ke fitrah. Karena itu setiap memasuki bulan Ramadhan kita harus berbicara mengenai bagaimana Nabi Muhammad saw. menjalani ibadahnya selama Ramadhan. Sebab hanya dengan ikut jejaknya kita bisa mencapai hakikat Ramadhan secara mendalam dan sempurna. Rasulullah saw. pernah menegaskan bahwa berapa banyak orang yang berpuasa Ramadhan, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus. Artinya bahwa ia dengan Ramadhan tidak bisa kembali ke fitrahnya, padahal semua rangkaian ibadah Ramadhan adalah tangga kembali menuju fitrah. Mengapa?

Mengapa semua ibadah itu tidak mengantarkan mereka ke titik fitrah? Di manakah letak salahnya? Jawabanya tentu pada manusianya. Sebab ternyata masih banyak orang yang masuk Ramadhan tidak maksimal menjalankan ibadah-ibadah yang Allah dan rasulNya ajarkan. Banyak orang masuk Ramadhan sekedar dengan semangat ritual saja, sementara hakikat keilmuan yang harus dijadikan bekal selama Ramadhan diabaikan. Banyak orang masuk Ramadhan semata menahan lapar dan haus di siang hari, sementara di malam hari mereka kembali ke dosa-dosa.

Banyak orang masuk Ramadhan bukan untuk meningkatkan ibadah dan keimanan, melainkan untuk meningkatkan omset-omset maksiat. Pun banyak orang masuk Ramadhan dengan semangat di awal-awal saja, sementara di akhir-akhir Ramadhan di mana Rasulullah beri’tikaf dan memburu malam lailatul qadar, malah ia sibuk dengan permainan-permainan. Bahkan yang sangat menyedihkan adalah bahwa banyak orang yang hanya semangat beribadah di bulan Ramadhan saja, bagitu Ramadhan pergi, semua ibadah itu lenyap seketika dari permukaan. Masjid-masjid yang tadinya ramai dengan shalat malam dan shalat berjamaah, setelah Ramadhan, kembali kosong dan sepi.

Jangan Berbuat Seperti Wanita Pemintal Benang

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd…
Saudaraku Kaum Muslimin rahimakumullah…
Tidak ada ajaran bahwa kita wajib mentaati Allah dan rasulNya hanya di bulan Ramadhan saja, setelah itu kita kembali berbuat dosa. Ramadhan sebagai titik tolak kembali ke fitrah sejati. Bahwa dari Ramadhan kita bangun komitmen ketaatan seumur hidup seperti ketaatan selama Ramadhan. Dalam surah An Nahl 92, Allah berfirman:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali”.

Ini sebuah pelajaran yang sangat mahal. Allah merekam kisah seorang wanita yang hidupnya sia-sia. Dari pagi sampai sore ia hanya memintal benang. Sore hari ketika pintalan itu selesai, ia cerai-beraikan kembali. Perhatikan! Allah melarang agar akhlak wanita tersebut tidak terulang kembali. Bahwa perbuatan sia-sia adalah kerugian yang nyata.
Karena itu Nabi saw. selalu mengingatkan agar kita selalu istiqaamah. Ketika salah seorang sahabatnya minta nasihat yang bisa dijadikan pegangan seumur hidupnya, Nabi menjawab: qul aamantu billahi tsummastaqim (katakan aku beriman kepada Allah dan beristiqamahlah).

Dalam hadist lain Nabi saw. juga sering mengingatkan sahabat-sahabatnya: laa takun mitsla fulaan, kaana yaquumullaili tsumma taraka (jangalah kamu menjadi seperti fulan, tadinya ia selalu bangun malam, tapi sayang ia kemudian meninggalkannya). Demikianlah, setiap tahun kita menjalani ibadah Ramadhan dengan penuh semangat siang dan
malam: siangnya kita berpuasa, malamnya kita tegakkan shalat malam, tetapi benarkah nuansa ketaatan itu akan terus bertahan seumur hidup kita? Atau ternyata itu hanya untuk Ramadhan? Berapa banyak orang Islam yang selama Ramadhan rajin ke masjid, tetapi begitu Ramadhan habis, seakan tidak kenal masjid lagi. Berapa banyak orang Islam yang selama
Ramadhan rajin membaca Al Qur’an, tetapi begitu Ramadhan selesai, Al Qur’an dilupakan begitu saja. Mirip dengan kisah wanita yang Allah ceritakan di atas. Selama Ramadhan ketaatan dirangkai, begitu Ramadhan habis, semua ketaatan yang indah itu dicerai beraikan kembali.

#Bersambung ...

Itulah Contoh Khutbah Idul Fitri 2013 yang berjudul "Kembali Ke Fitrah – Titik Tolak Menuju Masyarakat Madani".  Sebenarnya masih banyak lagi yang harus di uraikan sampai dengan Khutbah Ke-2 (Kedua) Idul Fitri 1434 H / 2013 M. Namun SoogLo Media tidak mencantumkannya semua.

Tapi Anda tidak usah khawatir, karena Anda dapat mempelajari secara lengkap Contoh Khutbah Hari Raya Idul Fitri 1434 H atau 2013 M ini di blog saya yang lain, yang sekaligus merupakan sumber dari contoh khutbah idul fitri diatas.

OK. Langsung saja ke sumbernya "Khutbah Hari Raya Idul Fitri Lengkap ". Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar